Angka Kelahiran di Malaysia Turun, Tanda-tanda Resesi Seks?

INTERNASIONAL84 Dilihat

Jakarta – (daengnews) – Malaysia diperkirakan menjadi negara selanjutnya yang mengalami resesi seks setelah laporan terbaru menunjukkan angka kelahiran di negeri jiran tersebut berada di angka terendah.

Dikutip dari The Star, Jumat (15/10/2021), berdasarkan laporan Departemen Statistik mencatat, tingkat kesuburan berada di angka terendah dalam empat dekade terakhir dengan jumlah bayi yang lahir pada 2020 lebih sedikit.

banner 336x280

Sementara itu, kepala statistik Datuk Seri Dr Mohd Uzir Mahidin menjelaskan tingkat kesuburan total (TFR) di negara tersebut turun menjadi 1,7 bayi pada 2020 lalu jika dibanding pada 2019 sebanyak 1,8 bayi yang lahir.

“Tingkat kesuburan 2020 adalah yang terendah dalam empat dekade. Pada tahun 1970, angkanya adalah 4,9 anak per wanita,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis(14/10/2021).

“Sejak 2013, tingkat kesuburan Malaysia berada di bawah tingkat penggantian Divisi Statistik PBB sebesar 2,1 bayi,” lanjutnya.

Berdasarkan data ini, Malaysia menjadi negara dengan angka TFR di bawah standar tingkat penggantian yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tingkat penggantian sendiri merupakan tingkat kesuburan yang dibutuhkan guna menjaga kestabilan populasi dari generasi ke generasi.

“Sejak 2013, tingkat kesuburan Malaysia berada di bawah tingkat penggantian Divisi Statistik PBB sebesar 2,1 bayi,” tambah Dr Mohd Uzir.

Lebih lanjut dijelaskan Dr Mohd Uzir, penurunan ini terjadi di semua etnis dominan di negeri jiran tersebut, di antaranya Melayu, Tionghoa, dan India.

“TFR Malaysia turun dari 2,6 bayi menjadi 2,2 bayi, Tionghoa turun 1,5 bayi menjadi 1,0 bayi dan India turun dari 1,7 bayi menjadi 1,2 bayi pada 2020,” paparnya.

Di samping itu, Dr Mohd Uzir menuturkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti adanya peningkatan tingkat pendidikan dan juga meningkatnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.

“Selain itu, faktor-faktor seperti peningkatan rata-rata usia kawin pertama, urbanisasi, perubahan gaya hidup, status ekonomi, dan peningkatan penggunaan metode KB juga berkontribusi terhadap tren penurunan kelahiran,” tambahnya.

Malaysia sendiri memiliki total tiga negara bagian yang paling subur, yaitu Terengganu sebanyak 2,9 bayi, Putrajaya dengan 2,8 bayi dan Kelantan sebanyak 2,7 bayi.(net)