PALEMBANG – Tegas dan penuh gagasan, itulah sosok Ir Basyaruddin Akhmad MSc yang kini santer disebut-sebut bakal maju di Pemilihan Walikota (Pilwako) Palembang.
Pria yang kini menjabat Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ini mungkin belum banyak yang mengetahui jika dia adalah suksesor sekaligus konseptor Asian Games 2018 di Kota Palembang.
Perannya vital ketika Kota Palembang ditunjuk sebagai Tuan Rumah Asian Games tahun 2018 mendampingi DKI Jakarta.
Kak Basyar sapaan akrabnya, ketika itu menjadi Direktur Venue Asian Games 2018 Cluster Palembang dan Ketua Satgas Infrastruktur Asian Games 2018 Cluster Palembang. Kiprahnya sangat menentukan kesuksesan Palembang sebagai tuan rumah mulai dari mempersiapkan pembangunan venue hingga infrastruktur pendukung.
Keterlibatan Basyaruddin saat mempersiapkan Asian Games 2018.
Ketika itu, Kota Palembang seperti kota yang sedang diobrak-abrik berantakan oleh pembangunan dampak dari gelaran internasional tersebut. Mulai dari Pembangunan Light Rail Transite (LRT) hingga pembangunan venue-venue yang dikejar target oleh Pemerintah Pusat harus selesai tepat waktu.
“Siang malam berjibaku untuk mempersiapkan hajatan yang membawa performa wajah Indonesia saat itu,”ungkapnya saat dibincangi TIMES Indonesia, Sabtu (22/10/2022).
Ketegasan dan gagasan-gagasannya, dalam mempersiapkan dan menerjemahkan tugas dari Gubernur Sumsel kala itu menjadi kunci sehingga perhelatan olahraga negara-negara Asia tersebut berjalan sukses. Karena itu, Alumni Teknik Sipil Universitas Sriwijaya ini hingga kini masih dipercaya untuk mengurusi komplek olahraga ini sebagai Komisaris Utama PT Jakabaring Sport City Palembang, perusahaan pengelola kawasan komplek venue atlet di Palembang.
Alumni Program Magister di Institute for Water Education (IHE) Delft dan di Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS), Rotterdam, Belanda ini merupakan tokoh berpengalaman di bidang pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan.
Pria berkacamata ini bercerita ketika mempersiapkan perhelatan Asian Games tahun 2018, dia ditugaskan oleh gubernur untuk mempersiapkan even tersebut mulai persiapan lahan, infrastruktur sarana olahraga, penataan fasilitasnya, bahkan desain serta lainnya.
“Ibarat kata ini sebuah kemustahilan karena harus diselesaikan dalam waktu singkat kurang dari 2 tahun dan harus beres,” terang pria yang mengawali karir sebagai ASN di Provinsi Lampung ini.
Gagasannya sebagai birokrat telah berhasil menata JSC menjadi kawasan atlet yang indah dan megah yang kini menjadi ikon baru Kota Palembang dan terus berfungsi membawa nama baik bangsa Indonesia dalam berbagai event olahraga baik berskala nasional maupun internasional.
Yang paling menarik, dari pria yang hobi gowes ini, membangun venue yang tadinya dianggap tidak memungkinkan tetapi ternyata bisa selesai. Venue tersebut adalah Venue Bowling yang megah dan berstandar Internasional. Bahkan, venue ini bukan hanya digunakan pada saat Asian Games tetapi sering digunakan untuk kejuaraan Bowling dunia.
Yang paling fenomenalnya venue tersebut dibangun tanpa menggunakan APBD ataupun APBN tetapi melibat pihak ke-3 dengan menghabiskan anggaran tidak sedikit sekitar Rp 68 miliar dari Sinar Mas Rp 25 miliar dan Pertamina Rp 43 miliar.
“Dengan jerih payah dan bergerilya dengan pihak ke-3 akhirnya dapat menyelesaikan venue bowling ini,” terangnya sambil menceritakan pengalamannya.
Kemudian, pria kelahiran 4 Agustus 1970 ini juga ikut menyukseskan berbagai proyek prestisius di Palembang selain JSC, mulai dari Tol Palembang-Indralaya, Tol Kayuagung – Palembang -Betung, jembatan Musi VI hingga Light Rail Transit (LRT) Palembang. Sosok Basyaruddin bukan hanya penyumbang gagasan tetapi juga sosok pekerja keras yang turun langsung ke lapangan untuk menyelesaikan tanggung jawab.
Yang paling fenomenal dari gagasannya ketika mempersiapkan Asian Games yakni menempatkan jalur LRT di median jalan agar tidak banyak melakukan pembebasan lahan.
“Jika tidak dipindahkan, mungkin LRT pertama di Indonesia ini belum selesai sampai perhelatan olahraga terbesar digelar,”ujar pria yang pernah menjabat Kepala Bappeda Provinsi Sumsel ini.
Disamping itu juga, dia yang punya gagasan mengubah trase jalur LRT ke jalur gemuk melalui Jalan Demang Lebar Daun menuju Palembang Icon dengan harapan jalur ini dapat mendukung keberlanjutan LRT di masa depan karena banyak kegiatan ekonomi di jalur ini.
“Bahkan saya merencanakan kedepan stasiun LRT Bumi Sriwijaya bisa menjadi City Check in sehingga dapat mengurangi kemacetan kearah Bandara karena masyarakat dapat langsung Check In dan menuju bandara melalui LRT,” ungkapnya.
Karakternya yang tegas, tenang, dan visioner ini membuat ia disukai oleh berbagai kalangan untuk mengemban tugas-tugas berat bangsa termasuk kini sebagai Kepala Dinas Perkim Pemprov Sumsel.
Terbaru, dibalik kemegahan Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) dengan nuansa warna baru merah putih, ternyata ada sentuhan tangan dingin Basyarudin Akhmad yang berhasil mengubah wajah baru markas Sriwijaya FC ini setara dengan Studion Gelora Bung Karno untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan di Kota Palembang.
Selain itu, sebagai Kepala Dinas Perkim Sumsel banyak sekali melakukan terobosan untuk memperbaiki kawasan kumuh di Sumatera Selatan terutama Kota Palembang. Terobosan dalam melakukan perbaikan dan penataan jalan lingkungan, drainase, rumah tidak layak huni dan ruang publik mampu mengurangi kawasan kumuh di Kota Palembang terutama dalam mendukung sektor pariwisata Kota Palembang.
Kiprah dan sepak terjangnya sebagai birokrat yang ikut andil dan berhasil membawa nama besar Kota Palembang dilevel nasional dan internasional tidak heran jika sosoknya digadang-gadang bakal maju di Pilwako Palembang.
Pria yang dekat dengan komunitas-komunitas ini menjawab diplomatis ditanya soal rencana di Pilwako Palembang dan menyatakan masih tetap fokus dalam tanggung jawabnya saat ini di Dinas Perkim Sumsel.
Namun Ia berpikir, jika takdir menghantarkannya untuk maju, ia bermimpi Palembang harus punya konsep. Sebagai Ibukota Sumatera Selatan, Kota Palembang adalah wajah Sumsel.
Jika Kota Palembang dilihat baik maka Sumatera Selatan akan dikenal baik. Palembang merupakan cerminan bagi masyarakat luar.
“Bagi saya Palembang harus punya konsep kota yang maju, mandiri, dan unggul, dapat mensejahterakan masyarakatnya, ramah-tamah dan humanis,”ujarnya.
Konsep tersebut pada intinya mau dibawa kemana Kota Palembang dalam 5 tahun kedepan jika nantinya bakal maju dalam Pilwako Palembang 2024.
“Jelas saya punya konsep seperti halnya konsep pembangunan JSC. Dalam menjalankan konsep tentu tidak sendiri, kan tidak mungkin menjalankan konsep hanya bergantung pada APBD,”ungkap Alumni SMA Yaktapena 1 Palembang ini.
Menurutnya ada beberapa masalah yang urgen di Kota Palembang yang segera perlu dibenahi secepatnya seperti masalah banjir, ketersediaan air bersih, sampah yang masih berserakan, kawasan kumuh, dan jalan kota belum yang belum layak hingga penataan kawasan wisata kota lama.
“Sebagai kota tertua di Indonesia, harusnya konsep kata lama kota Palembang harus menjadi prioritas untuk diperbaiki sebagai wajah kota bersejarah dan menjadi destinasi wisata,”terang Basyar.
Sebagai sosok yang tegas dan penuh gagasan ini, sejumlah kalangan menilai, ia menjadi sosok wajah baru yang dinilai layak maju pada Pilwako Palembang 2024 mendatang.
Baru-baru ini dalam jajak pendapat salah satu lembaga kajian dan survei terhadap 200 pengguna media sosial yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Palembang, namanya masuk 5 besar sebagai tokoh yang dinilai layak maju Pilwako akan datang.
Menanggapi hal ini, mantan Kepala Dinas PU Cipta Karya Sumsel ini menilai wajar dialam demokrasi saat ini masuk di bursa calon Walikota Palembang.
“Saat ini yang kita fokuskan adalah bagaimana kita ini bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak, dan menjawab permasalahan masyarakat sesuai dengan tugas dan wewenangnya,”ucapnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Lembaga Kajian Opini Publik Rumah Citra Indonesia (RCI) tidak banyak perubahan permasalahan Kota Palembang saat ini jika dibandingkan 2018 lalu.
Permasalahan tersebut yakni jalan lingkungan rusak, banjir dan kawasan kumuh, sampah, pengangguran dan layanan air bersih.
“Bagi saya, permasalahan tersebut wajar masih menjadi keluhan, di lapangan masih sangat dirasakan terutama kawasan kumuh, banjir dan air bersih di kawasan pinggiran kota, inilah salah satu pekerjaan kita bersama”.katanya menjawab pertanyaan TIMES Indonesia. (*)
Sumber : TIMES Indonesia