Prabumulih (daengnews) – Penetapan Bupati Musi Banyuasin sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan, H Dodi Reza Alex sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan penasehat Golkar Sumsel H Alex Noerdin oleh Kejaksaan Agung, membuat seluruh kader partai beringin itu prihatin.
Salah satu diungkapkan oleh Ketua DPK Kosgoro 1957 Sumsel yang sekaligus Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya.
Kader partai berlambang pohon beringin itu mengaku prihatin dengan kondisi partai yang mengusungnya sejak dirinya mencalonkan diri sebagai wakil walikota sampai dengan dua kali pencalonannya sebagai Walikota tersebut. Apalagi pada 20 Oktober ini Partai Golkar akan merayakan hari ulang tahun ke-57.
“Kita prihatin dengan Golkar saat ini, karena benar-benar badai yang sangat dahsyat mulai dari pusat Pak Aziz juga, ini sesuatu yang diluar prediksi kita bersama,” ungkap Ridho kepada wartawan di kantor Pemkot Prabumulih, Senin (18/10/2021).
Orang nomor satu di kota Prabumulih ini mengaku meski diterpa banyak badai dan cobaan namun dirinya yakin Golkar dapat bertahan bahkan dapat tumbuh lebih maju dari saat ini. “Saya yakin Golkar sudah terbiasa menghadapi badai-badai besar, contohnya waktu reformasi tapi Golkar tetap bisa maju,” katanya.
Untuk itu selaku kader, Ridho Yahya mengajak seluruh kader Golkar untuk bersama-sama menghilangkan perbedaan bersatu untuk membesarkan Partai Golkar di Sumatera Selatan.
“Mari kita bersama yang selama ini ada berseberangan, saat ini kita penting hilangkan perbedaan tapi Golkar yang paling utama itu harapan kita. Apalagi sebentar lagi kita akan Pileg, akan pilpres akan pilkada tentunya kita berharap meski kita tidak mendominasi seperti dahulu paling tidak masuk tiga besar lah jangan sampai Golkar jadi anjlok,” ajaknya.
Walikota Prabumulih dua periode itu mengatakan kunci untuk maju adalah menghilangkan perbedaan. “Kuncinya lupakan perbedaan, mari kita bersatu Golkar adalah segala-galanya itu harapan kita kepada seluruh teman-teman (kader Golkar) yang ada di Sumsel, jadi ego pribadi itu hilangkan dulu disaat-saat seperti ini,” lanjutnya.
Ditanya apakah akan ada pertemuan antar pengurus partai Golkar Sumsel pasca ketua dan penasehat bermasalah hukum, Ridho menuturkan nantinya akan ada penunjukan pelaksana tugas (PlT) Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumsel oleh pengurus pusat.
“Tentu yang akan diangkat Plt dari jakarta, sikap kita akan memberikan masukan agar segera mengumpulkan kader partai golkar,” kata Ridho.
Disinggung bagaimana jika dirinya ditunjuk sebagai Ketua DPD Golkar Sumsel oleh kader-kader, Ridho mengaku belum memikirkan hal tersebut. Menurut Ridho saat ini yang paling penting adalah nasib partai Golkar kedepan.
“Masalah siapa yang memimpin siapa yang menjadi ketua itu urusan belakang, yang paling utama adalah bagaimana golkar ini supaya bisa terselamatkan karena badai ini sangat besar apalagi golkar ini orang hebat semua, takutnya kepercayaan masyarakat pemilih terhadap golkar akan bias atau hilang, akan ambruk dengan kejadian ini,” tegasnya.
Adik kandung Wakil Gubernur Sumsel H Mawardi Yahya itu mengaku, sebagai Kader dirinya menginginkan Partai Golkar dapat lebih maju dari dahulu. “Kuncinya lupakan perbedaan itu harapan kita, agar bisa melewati badai ini. Harapan kita ketua Partai Golkar hendaknya orang yang punya niat untuk memajukan partai bukan hanya untuk kepentingan sesaat. Kalau dia sudah punya niat, artinya dia tanpa pamrih dan akan mendapatkan kader-kader yang solid dan punya tanggungjawab terhadap partai itu harapan kita,” tambahnya.